Laman

Sabtu, 20 November 2010

MANFAAT PUPUK KOMPOS PADA TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seledri telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu di Eropa sebagai unsur pengobatan dan penyedap masakan. Plinius Tua telah menuliskannya sejak awal penanggalan modern. Linnaeus mendeskripsikannya pertama kali dalam edisi pertama Species Plantarum. Ia memasukkan seledri dalam suku Umbelliferae, yang sekarang dinamakan Apiaceae .

Seledri (Apium graveolens L.) berasal dari daerah subtropik Eropa dan Asia. Menurut ahli sejarah botani, daun seledri telah dimanfaatkan sebagai sayuran sejak tahun 1640, dan diakui sebagai tumbuhan berkhasiat obat secara ilmiah baru pada tahun 1942.

Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila ditambahkan ke dalam tanah atau ke tanaman, dapat memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi tanah dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Pemupukan dapat diartikan sebagai cara-cara atau metode serta usaha-usaha yang dilakukan dlam pemberian pupuk atau unsur hara ke tanah atau ke tanaman yang sesuai dengan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yang normal.

Tumbuhan herbal bernama seledri ini berasal dari daerah subtrotip Eropa dan Asia. Nama ilmiahnya adalah Celery Apium gravoelens, Linn. Tumbuhan di dataran tinggi pada ketinggian di atas 900 m dari permukaan laut. Seledri mengandung vitamin A dan C, mineral, kalsium, fosfor, kalium, dan natrium. Daunnya mengandung polifenol, saponin, dan flavonoida. Setiap 100 g seledri mengandung 20 kalori.

Pemupukan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan produktivitas tanaman. Ketersediaan pupuk secara tepat dosis dan tepat waktu sering menjadi masalah bagi pekebun kelapa sawit. Dalam hal ini pemakaian pupuk majemuk merupakan salah satu alternatif untuk menjamin penyediaan seluruh hara secara tepat waktu dan seimbang di dalam tanah.

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengetahui penggunaan pupuk kompos terhadap tanaman seledri (Apium graveolens L).

Kegunaan Penulisan

- Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti pra praktikal test di Laboatorium Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

- Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Tim Penulis (2007) mengklasifikasikan tanaman seledri (Apium graveolens L) sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Apiales

Famili : Apiaceae

Genus : Apium

Species : Apium graveolens L

Akar seledri berupa akar tunggang dengan warna putih kotor. Pada akar, terdapat rambut – rambut akar yang merupakan perluasan dari sel – sel epidermis akar. Akar sebagai tempat masuknya mineral dari tanah menuju ke seluruh bagian tumbuhan.

Seledri merupakan tanaman semak dengan tinggi sekitar 15 cm. Batangnya pendek tidak berkayu, bersegi, beralur, beruas, bercabang tegak dan berwarna hijau pucat.

Daunnya menjari tidak teratur serta berlekuk-lekuk dan majemuk menyirip ganjil dengan anak daun terdiri dari 3-7 helai serta mempunyai tangkai daun yang panjang. Pangkal dan ujung daun runcing, tepi daun beringgit dan panjang daun 2-7,5 cm dengan lebar 2-5 cm.

Bunga berupa bunga majemuk berbentuk payung dan berwarna hijau. Panjang tangkainya sekitar 2 cm. Mahkota berwarna putih atau ungu tergantung pada varietasnya. Sebagian bunga cabai menyerbuk sendiri, tetapi mudah juga dilakukan persilangan.

Buahnya berbentuk kotak atau kerucut dengan warna hijau kekuningan. Ukuran buah beragam, memiliki rongga dengan jumlah berbeda-beda sesuai dengan varietasnya. Di dalam buah terdapat plasenta tempat biji melekat.

Biji seledri terletak di dalam buah, melekat sepanjang plasenta. Warnanya putih atau kuning jerami dan memiliki lapisan kulit keras di bagian luarnya. Biji inilah yang digunakan sebagai benih untuk menghasilkan tanaman baru.

Syarat Tumbuh

Tanah

Pertumbuhan tanaman cabai akan baik pada tanah yang datar atau sedikit miring, solum dalam dan mempunyai draenasi yang baik, tanah gembur, subur, dan permeabilitas sedang. Tanah yang baik bagi pertumbuhan harus mampu menahan air yang cukup dan hara yang tinggi secara alamiah dan hara tambahan.

Persyaratan tanah yang ideal untuk tanaman seledri adalah harus subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus), tata udara (aerasi), dan tata air (drainase) tanah baik, serta reaksi tanah (pH) antara 5,5-6,5 atau optimum pada pH 6,0-6,8.

Tanaman seledri sangat menyukai tanah-tanah yang menyukai garam natrium, kalsium, dan boron. Jika tanah kekurangan natrium maka pertumbuhan tanaman seledri akan merana (kerdil). Demikian juga jika tanah kekurangan unsur kalsium menyebabkan kuncup-kuncup daun seledri menjadi kering-kering, sedangkan kekurangan unsur boron mengakibatkan tangkai0tangkai daun seledri akan retakretak atau belah-belah.

Iklim

Seledri termasuk salah satu jenis sayuran daerah subtropis yang beriklim dingin. Perkecambahan benih seledri menghendaki keadaan temperatur minimum 90C dan maksimum 200 C. Sementara untuk pertumbuhan dan menghasilkan produksi yang tinggi menghendaki temperatur sekitar 150-180 C serta maksimum 240C.

Tanaman ini cocok dikembangkan di daerah yang memiliki ketinggian tempat antara 1000-1200 m dpl, udara sejuk dengna kelembaban antara 80 %-90 % serta cukup mendapat sinar matahari. Seledri kurang tahan terhadap air hujan yang tinggi. Oleh karena itu, penanaman seledri sebaiknya pada akhir musim hujan atau periode bulan-bulan tertentu yang keadaan curah hujannya berkisar antara 60-100 mm per bulan.

Seledri membutuhkan iklim kering dengan lama penyinaran 12 jam per hari, terutama pada masa pembungaan dan pembuahan. Untuk itu, sebaiknya seledri ditanam pada awal musim kemarau. Namun untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi, karna harga jualnya melonjak, seledri dapat ditanam pada musim hujan.


MANFAAT KOMPOS PADA TANAMAN SELEDRI (Apium gravedens L.)

Kandungan Kompos

Kandungan hara yakni kandungan P dan K juga penting dalam proses pengomposan dan biasanya terdapat pada kompos – kompos dari peternakan. Hara ini akan dimanfaatkan oleh mikroba selama proses pengomposan.

Kandungan bahan berbahaya dalam beberapa bahan organik mungkin mengandung bahan – bahan berbahaya bagi mikroba. Logam – logam berat seperti Mg, Cu, Nicel, Cr adalah beberapa bahan yang termasuk kategori ini. Logam – logam berat akan mengalami imobilisasi selama proses pengomposan.

Bahan yang dapat dikomposkan yakni limbah organik rumah tangga, sampah – sampah organik pasar, limbah pertanian, limbah kelapa sawit dan sebagainya. Bahan organik yang sulit dikomposkan adalah tulang, tanduk dan rambut.

Cara Pembuatan Kompos

1. Pemilahan Sampah

Tahap ini dilakukan yaitu memisahkan organik dari sampah anorganik.

2. Pengecilan Ukuran

Tahap ini dilakukan untuk memperluas permukaan sampah sehingga mempermudah dekomposisi menjadi kompos.

3. Penyusunan Tumpukan

Bahan organik akan ditumpuk dan diberi terowongan bambu yang berfungsi mengalirkan udara.

4. Pembalikan

Dilakukan untuk membuang panas yang berlebihan, memasukkan udara serta membantu penghancuran bahan.

5. Penyiraman

Perlunya penyiraman dapat dilakukan agar tumpukan tidak terlalu kering.

6. Pematangan

Pada saat tumpukan lapuk berwarna coklat tua, kompos masuk pada tahap pematangan selama 14 hari.

7. Penyaringan

Dilakukan untuk memperoleh ukuran pertikel kompos sesuai kebutuhan.

8. Pengemasan dan Penyimpanan

Kompos yang telah dikemas disimpan dalam gudang yang aman dan terlindung.


Manfaat Kompos

Aspek Ekonomi :

1) Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah.

2) Mengurangi volume limbah.

3) Memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Aspek Lingkungan :

1) Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah.

2) Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.

Aspek Bagi Tanah/ Tanaman :

1) Meningkatkan kesuburan tanah.

2) Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah.

3) Meningkatkan kapasitas jerap air tanah.

4) Meningkatkan aktivitas mikroba tanah.

5) Menyiapkan hormon dan vitamin bagi tanaman.

Peran bahan organik terhadap sifat fisik tanah adalah merangsang granulasi, memperbaiki aerasi tanah; terhadap sifat kimia tanah meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga mempegaruhi serapan hara oleh tanaman; terhadap sifat biologis tanah adalah meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang berperan dalam fiksasi nitrogen dan transfer hara tertentu seperti N, P, dan S.


KESIMPULAN

1. Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila ditambahkan ke dalam tanah atau ke tanaman, dapat memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi tanah dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.

2. Kandungan hara dalam kompos yakni P dan K namun terdapat kandungan yang berbahaya yakni Mg, Cu, Zn, Nicel, dan Cr.

3. Cara pemuatan kompos yakni pemilahan sampah; pengecilan ukuran; penyusunan tumpukan; pembalikan; penyiraman; pematangan; penyaringan; pengemasan dan penyimpanan.

4. Manfaat dari kompos meliputi beberapa aspek yakni aspek ekonomi, aspek lingkungan dan aspek bagi tanah/ tanaman.

5. Peran bahan organik terhadap sifat fisik tanah adalah merangsang granulasi, memperbaiki aerasi tanah; terhadap sifat kimia tanah meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga mempegaruhi serapan hara oleh tanaman; terhadap sifat biologis tanah adalah meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang berperan dalam fiksasi nitrogen dan transfer hara tertentu seperti N, P, dan S.

1 komentar:

  1. Terima kasih atas informasinya....
    kembangkan terus ya mas....
    semangatt..

    BalasHapus